Selasa, 19 September 2017

hafiztobang

LATAR BELAKANG PERLUNYA PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

NAMA                       : HAFISUDDIN
JURUSAN                : PENDIDIKAN BAHASA ARAB-1
MATA KULIAH      : CIVIC EDUCATION
A.    Pendahuluan
Pancasila sebagai suatu hasil pemikiran yang mendalam dari bangsa Indonesia yang di yakini dan dinilai sebagai norma, kaidah, maupun nilai-nilai sesungguhnya telah memberi penguatan didalam jiwa masyarakat dimana sejarah telah mencatat dengan bijak bahwa  pancasila memiliki kesaktian yang luar biasa karena telah mempersatukan Indonesia yang sangat beraneka ragam tuntutan dan kebutuhannya. Namun dengan perenungan yang sangat mendalam dapat pula dipahami bahwa pancasila diperlukan sampai kapanpun guna membangun karakter bangsa yang kuat dan dinamis.
B.     Pembahasan
1.       Latar Belakang
Sangat penting kita cermati realitas kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari sejarah masa lalu. Demikian pula terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pancasila sebagai dasar negaranya tidak luput dari proses yang panjang tersebut. Sejarah masa lalu, kini, dan masa yang akan datang merupakan suatu keterkaitan yang tidak terpisahkan. Keterkaitan itu berangkai sebagai sebuah ibarat siklus kehidupan sekarang merupakan kelanjutan dari sejarah masa lalu, dan kehidupan yang akan datang merupakan kelanjutan dari kehidupan sekarang[1].
Dalam  lintasan sejarah, sesungguhnya pancasila bukan sesuatu yang asing bagi  bangsa Indonesia. Faktanya, pancasila yang terdiri atas lima sila sudah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pada  alinea keempat dan diperuntukkan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Meskipun dalam pembukaan UUD 1945 tersebut tidak secara eksplisit disebutkan kata pancasila, namun sudah dikenal luas bahwa lima sila yang dimaksudkan adalah pancasila yang sejatinya dimaksudkan sebagai dasar negara[2].
2.      Kegunaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
-          Membangun karakter (caracter building) bangsa  Indonesia
-          Membentuk  kecakapan partisipasi warga yang bermutu dan bertanggung jawab
-          Menjadikan warga negara yang cerdas,  aktif dan kritis dan demoratis[3]
-          Pancasila sebagai  ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos berarti  ilmu. Secara harfiyah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide. Dalam pengertia sehari-hari idea disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam  hal ini cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu  sekaligus merupakan dasar, pandangan /paham.
-          Pengamalan pancasila sebagai dasar negara
Kesepakatan bersama bahwa pancasila adalah ideologi nasional inilah yang harus terus kita pertahankan dan tumbuh kembangkan dalam kehidupan bangsa yang pluralistik. Berdasarkan penjelasan diatas, pancasila  sebagai ideologi nasional Indonesia[4].
3.      Sejarah Bangsa Indonesia Era Pra Kemerdekaan
Untuk patut kita simak sejarah bangsa Indonesia dalam situasi sebelum proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara dimana rangkaian sejarah yang cukup panjang terdapat dua kerajaan besar dan megah.
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua keraajaan kuno yang besar dan megah yaitu: kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang memiliki kharisma tersendiri menduduki  tempat yang cukup mnegesankan serta disegani oleh negara asing.
4.      Era Kemerdekaan
-          Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan
Pada awal abad ke-16 mulai terdapat suasana baru di perairan Indonesia, yaitu munculnya para pelaut berkulit  putih dari Eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis. Portugis berdagang dengan sistem monopoli dan membuat peraturan-peraturan yang sangat merugikan para pedagang di Selat Malaka. Perlawanan rakyatpun mulai timbul, terutama di Demark, Aceh, dan Ternate, mereka berjuang dengan gigih melawan Portugis[5].
5.      Orde Lama
-          Latar belakang lahirnya dekrit Presiden Juli 1959
a.       Kehidupan poitik yang labil karena seringnya pergantian kabinet dan semakin tajamnya persaingan partaai polotik.
b.      Kegagalan konstituante dalam menyusu Undang-Undang Dasar.
c.       Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-daerah.
6.      Orde Baru
-          Masa lahirnya orde baru
a.       Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
b.      Pada 10 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mendatangi halaman gedung DPRGR dan mengajukan tuntutan.
c.       Presiden Soekarno menuduh demonstrasi-demonstrasi itu didukung oleh CIA.
d.      Pada 21 Februari 1966, presiden melakukan perubahan terhadap Kabinet Dwikora yang terdiri dari 100 menteri.
e.       Pada 24 Februari 1966, ketika Kabinet Dwikora yang disempurnakan tersebut dilantik.
7.      Era Reformasi
Dimasa orde baru segala aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tampak stabil. Segala aspirasi dan kritik terhadap pemerintah dibekukan dan anggota masyarakaat  yang menyurakan suara hatinya akan dijerat oleh UU No. 11/PNPS/1963 tentang pemberantasan kegiatan antek PKI. Bahkan kebebasan pers terancam dengn adanya pencabutan SIUPP berdasarkan Permenpen No.  01/1984 tentang surat izin penerbitan pers[6].
Akhirnya rakyat Indonesia pun tersadar dari tidurnya selama 32 tahun dan menyikapi keadaan ini dengan gerakan reformasi di segala bidang. Reformasi yang digeraakkan oleh mahasiswa ini memiliki agenda pertama menurunkan Soeharto  dan kroninya dari tampuk pemerintahan. Gerakan Mahasiswa ini berjalan secara simultan hampir disemua kota di Indonesia, tetapi berpusat di Jakarta. Pada tanggal 13-15 Mei 1998[7].
C.     Kesimpulan
Sadar sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup  bangsa dan dasar Negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa pancasila adalah sumber kejiwaan masyarakat dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.

  Daftar Pustaka
Usiono. 2014. Pancaslia Membangun Karakter Bangsa, Jakarta: Hijri Pustaka Utama.
Saleh Sarbaini. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung:  Cita Pustaka Media Perintis.
 Hariyanto Erie. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN),  Surabaya: Pena Salsabila.
Kaderi Alwi, 2015. Pendidikan Pancasila, Banjarmasin: Aswaja Presindo.



[1] Usiono, Pancasila Membangun Karakter Bangsa, Jakarta 2014 hal. 1
[2]  Sarbaini Saleh,  Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung 2015 hal. 1
[3] Erie Harianto, Pendidikan Pancasila dan Kwarga Negaraan (PPKN), Surabaya 2013  hal. 8
[4] Ibid,hal. 19
[5] Usiono, Pancasila Membangun Karakter Bangsa,Jakarta 2014 hal. 5
[6] Ibid, hal. 33
[7] Alwi Kaderi, Pendidikan Pancasila, Banjarmasin 2015 hal. 53